Rabu, 05 Maret 2008

Pemanis Buatan Pemicu Berat Badan

Memakai pemanis buatan non kalori akan membuat lebih sulit untuk mengurangi berat badan ketimbang memakai gula, demikian penelitian terbaru

Para ilmuwan Purdue University di West Lafayette, Indiana, melakukan studi dengan menguji tikus yang diberi pemanis buatan (sakarin) dan tikus yang diberi glukosa, sejenis gula alami.

Dalam perbandingan yang dilakukan terhadap tikus yang diberi susu dengan glukosa, tikus yang diberi susu dengan sakarin mengkonsumsi lebih banyak kalori dan berat badannya serta kandungan lemaknya bertambah.

Para peneliti mengatakan makanan manis dapat mendorong tubuh menyerap banyak kalori, tetapi bila pemanis buatan tidak disertai dengan sejumlah kalori yang cukup, tubuh akan menjadi bingung, yang mana bisa mendorong naiknya nafsu makan dan energi yang terbuang lebih sedikit.

“Studi dengan jelas menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang diberi pemanis sakarin nonkalori dapat mendorong meningkatnya berat badan dibanding mengkonsumsi makanan yang sama dengan kalori tinggi gula,” peneliti Purdue, Susan Switchers dan Terry Davidson menulis dalam jurnal Behavioral Neuroscience, yang dipublikasikan oleh American Psychological Association.

“Hasil ini nampaknya sangat tidak diharapkan oleh para peneliti kesehatan manusia dan praktisi perawat kesehatan, yang sudah sejak lama merekomendasikan penggunaan pemanis rendah non kalori untuk mengendalikan berat badan.”

Pemanis buatan lainnya seperti ‘aspartame’ yang juga terasa manis tetapi tidak mendorong pertambahan kalori dapat berdampak sama, kata para peneliti.

“Dengan meningkatnya penggunaan pemanis non kalori dalam lingkungan makanan masa kini, jutaan orang sedang terlena pada kesukaan akan rasa manis yang tidak mengandung kalori atau nutrisi,”para peneliti menambahkan.

Penelitian ini adalah yang paling akhir untuk menguji pertanyaan apakah pemanis buatan yang digunakan dalam minuman ringan dan makanan dapat membantu atau merintangi upaya dalam mengurangi berat badan. Beberapa studi telah menawarkan hasil yang bervariasi.

Tanggapan industri

Penelitian baru ini mendapat kecaman dari industri makanan. “Studi ini sangat menyederhanakan penyebab obesitas.” Beth Hubrich, seorang ahli diet bersama Lembaga Pengawasan Kalori, sebuah asosiasi industri mewakili perusahaan-perusahaan makanan dan minuman rendah kalori, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Penyebab kegemukan ada banyak faktornya. Walaupun survei telah menunjukkan adanya peningkatan terhadap penggunaan makanan bebas gula selama bertahun-tahun, takaran (porsi) makanan juga telah bertambah, aktivitas fisik telah menurun dan asupan kalori secara keseluruhan telah meningkat,”tambah Hubrich.

Lembaga tersebut juga mengatakan penemuan studi pada hewan tidak dapat diterapkan pada manusia, sebagaimana diakui para cendekiawan.

Davidson mengatakan lewat email bahwa implikasi dari pernyataan lembaga tersebut bahwa mereka juga tertarik pada kesehatan masyarakat nampaknya tidak jujur.

“Jika mereka jujur, orang mungkin berharap mereka akan diperingatkan oleh adanya penemuan dari percobaan hewan atau manusia yang menyimpulkan bahwa produk mereka mungkin memberikan kontribusi pada wabah obesitas yang berlanjut pada penyebaran dan merusak,” kata Davidson.

Tidak ada komentar: